Jarum dan Jam (2)

Pukul 16. Disini begitu terang, aku berharap ditempatmu berdiri hujan turun begitu derasnya. Sehingga kau punya alasan untuk terlambat datang dan aku memakluminya (karena itu bukan kesalahanmu). Lima jam sudah aku menunggu, terhitung sejak pukul sebelas. Dan aku masih menjadi sesuatu yang betah dengan kedunguannya.  Melebihi kedunguan malam yang menunggu matahari, hujan yang mencari senja, ataupun musim gugur yang merindu mekar.  Itulah sebab aku masih duduk disini, di halaman Soemardjito mengenakan rok biru tuk sembunyikan rindu diantara malu.

Pukul 18. Tidak ada gerimis yang turun. Barangkali laut tidak membiarkan airnya menguap karena hari sudah petang.  Sepasang burung barusaja terbang di atasku , barangkali mereka juga akan pulang, seperti matahari yang telah memeluk batas cakrawalanya. Mungkin akupun harus demikian. Pulang.

Pukul 18.05 Kamu datang dan bajumu sama sekali tidak basah.























Wilujeng Puspita Dewi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar